
BPJS Tenagakerja (BPJamsostek) mengatakan bahwa akan menerapkan strategi investasi yg lebih konservatif untuk program rencana Jaminan Kematian (JKM) & Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
Pasalnya, program rencana-program rencana tersebut dinilai memiliki rasio klaim yg tinggi. Direktur Pengembangan Investasi BPJS Tenagakerja Edwin Ridwan mengatakan, strategi investasi yg konservatif akan diberlakukan untuk program rencana asuransi sosial seperti JKM & JKK. “Jadi karena memang klaimnya lumayan besar beberapa bulan (terakhir) atau mungkin setahun terakhir, ya jadi kami akan lebih konservatif di situ.
Kami harus memastikan tersedia dana pada saat peserta melakukan klaim,” ucap dia kepada media, Kamis (9/9/2022).
Tetapi demikian, ia menambahkan, pihaknya tetap akan mengoptimalkan imbal hasil dari investasi yg dilakukan.
Yang jelas, BPJS Jamsostek perlu menjamin ketersediaan dana saat ada klaim dari masyarakat.
Edwin membandingkan, program rencana lain misalnya Jaminan Hari Tua (JHT) atau Jaminan Pensiun (JP) punya strategi investasi dengan risiko yg lebih besar. Pasalnya dua program rencana tersebut masuk dalam kategori program rencana jangka panjang. “Kalau kami agresif misalnya (investasi) di saham, bisa terjadi unrealized loss. Nanti, kami tidak bisa jual saat peserta melakukan klaim.
Padahal saat peserta melakukan klaim &anya harus ada,” terang dia. Baca juga: Apa Saja Perbedaan BPJS Kesehatan & BPJS Tenagakerja? Sebagai informasi, data total klaim semua program rencana BPJamsostek sampai semester I-2022 mencaai Rp 25,12 triliun, atau meningkat 27 persen secara tahunan.
Program Jaminan Hari Tua (JHT) sendiri mencatat pembayaran manfaat atau klaimnya mencapai Rp 22,47 triliun sampai semester I-2022.
Padahal, premi program rencana JHT pada periode yg sama baru mencapai Rp 27,24 triliun. Program JHT ini memiliki rasio klaim 82,49 persen. Tetapi, rasio kelumayanan &a JHT tercatat masih sekitar Rp 98,37 persen.
Edwin mengatakan, umumnya BPJS Tenagakerja mengejar imbal hasil investasi berada pada besaran 7 persen. “Sekarang telah sekitar 6,8 persen kami punya realize gain di bulan Agustus. Kami akan kejar sampai 7 persen,” ucap dia.
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Permintaan Klaim Melonjak, BPJS Tenagakerja Terapkan Strategi Investasi Konservatif" oleh By Wisnu Ardianto pada 2022-09-09 20:41:56. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2022/09/09/permintaan-klaim-melonjak-bpjs-tenagakerja-terapkan-strategi-investasi-konservatif/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?