
Jakarta – Kejadian lagi, phk besar-besaran terjadi lagi pada sektor manufaktur Indonesia. Pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional sudah terasa mulai terkena efek penurunan daya beli di pasar tujuan ekspor.
Data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan bahwa ekspor TPT selama 2 bulan terakhir dilaporkan menurun drastis sekitar 30%, dibandingkan ekspor bulan September-Oktober 2021. Kondisi ini memicu perusahaan melakukan pengurangan jam kerja karyawan, bahkan ada juga yg melakukan phk besar-besaran.

Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengungkapkan ada beberapa pabrik yg sudah terlihat meliburkan karywan di weekend, Sabtu-Minggu.
Bahkan ada juga yg hanya menyisakan hari kerja, 4-5 hari dalam seminggu, hingga memangkas 1 hingga 2 divisi produksinya.
“Ini akibat pelemahan global dan memang sudah dirasakan terutama selama 2 bulan terakhir,” kata Jemmy, dikutip Sabtu (22/10/2022).
Baca juga : Persiapan Resesi, UMKM Harus Pakai Strategi Digital Marketing
Lebih kacaunya lagi, Jemmy mengungkapkan bahwa hal ini juga berefek pada 45 ribu buruh industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yg sudah dirumahkan sampai hari ini.
Kemungkinan ada sekitar 45 ribu orang yg saya pikir ada, dari hulu ke hilir industri TPT. Bukan cuma anggota API. Ada pabrik pemintalan, pencelupan, tenun, ada garmen, yg terkena dampak” ucapnya.
“Dari data laporan itu lokasinya ada di propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Nggak cuma industri, tapi IKM juga terkena. Karena umumnya di garmen itu banyak usaha hijab, gamis, baju koko, dan juga ada IKM yg menjahit untuk brand besar. Mereka kena dampak semua, akibat pelemahan daya beli ini,” ujar Jemmy.
Baca juga : Inflasi Naik, Harga Melambung, Buruh Minta Upah Naik 25%
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa menurutnya, ada dua sektor yg saat ini tengah ‘berdarah-darah’ imbas berkurangnya permintaan ekspor, Sektor sepatu dan sektor tekstil.
“Yang sudah melakukan laporan ke kami itu adalah pada sektor sepatu dan tekstil.
Jadi sektor sepatu itu drop ekspornya mencapai 50%. Sedangkan garmen turun sekitar 30%.
Ini pasti akan menjadi permasalahan baru di sektor tenaga kerja,” kata Hariyadi, Jumat (21/10/2022).
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Pertanda Resesi, Puluhan Ribu Buruh Sudah Mulai Kena PHK" oleh By Wisnu Ardianto pada 2022-10-24 14:46:09. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2022/10/24/pertanda-resesi-puluhan-ribu-buruh-sudah-mulai-kena-phk/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?