Jakarta – AKhir-akhir ini PHK massal terjadi di beberap perusahaan rintisan atau biasa dibilang startup di Indonesia. Padahal startup dikenal memberikan gaji yang sangat tinggi pada pekerjanya, biasanya diatas rata-rata.
Tentang kondisi ini, VP Investment AC Ventures Alvin Cahyadi pun mengatakan bahwa bisa jadi standar gaji yg ditawarkan setelah badai PHK akan menjadi makin normal.
Ini dikarenakan, dulu sebelum banyak startup lahir, gaji besar diperlukan karena ini untuk bisa menarik karyawan dari tempat kerja yang lamanya dan mau bergabung ke startup, yang sebenarnya ini lebih beresiko.
Contohnya misal, mengajak bergabung karyawan dari bank besar untuk masuk ke perusahaan fintech yg beresiko. Maka untuk membujuk karyawan tersebut untuk pindah, diperlukan insentif ekonomi yg setimpal.
“Tetapi, dengan semakin mainstream nya tech startup dan makin banyak nya tech startup yg bisa meraih profit, maka over-incentivizing akan berkurang,” ucap Alvin, Kamis (24/11/2022).
Soal badai PHK yg sekaang sedang terjadi, pada dasarnya ini terjadi karena ketidakpastian untuk kesempatan penggalangan dana, sehingga banyak perusahaan harus menghemat uang tunai dan memastikan adanya runway dalam jangka waktu panjang.
Seiring dengan kondisi global yg belum membaik, sudah banyak perusahaan yang harus kembali mengambil langkah lebih lanjut agar dapat memperpanjang runway.
Dan yg menjadi beban perusahaan teknologi terbesar pada umumnya adalah insentif untuk manusia. “Maka banyak terjadi pengurangan sumber daya manusia yg dilakukan oleh perusahaan,” ucapnya.
Jika dilihat, startup besar banyak yg melakukan PHK, lalu bagaimana nasib perusahaan yg masih dalam tahap lanjut?
Alvin menilai, perusahaan tahap lanjut mungkin saja memiliki jumlah karyawan yg lebih besar, dan dengan divisi yg lebih banyak, terkadang uga tidak berkaitan dengan pokok utama kegiatan business perusahaan.
Maka tentu saja dengan perbandingan jumlah manusia, perusahaan tahap lanjut akan melihat banyak kasus PHK.
Umumnya, untuk perusahaan startup tahap lanjut, tuntutan untuk bisa menunjukkan profitabilitas lebih tinggi dibanding tahap awal dimana perusahaan masih mencari product market fit.
“Maka tentu, dengan tekanan profitabilitas tersebut, harus dilakukan efisiensi manusia.” kelasnya.
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Gaji Pegawai Startup Sudah Tak Lagi Fantastis" oleh By Wisnu Ardianto pada 2022-11-26 06:01:27. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2022/11/26/gaji-pegawai-startup-sudah-tak-lagi-fantastis/
#Artikel Terbaru
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Sah! Tahun Depan UMP Naik 6,5%, Sanksi Pelanggaran Mulai Berlaku
- Apple Diberi Tenggat Seminggu Jawab Permintaan Investasi Rp 16 Triliun
- Setelah Pasar HP Nokia Redup, Kemana Langkah Selanjutnya?
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
#Featured posts
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?
- Pj Walikota Palembang Ajak Masyarakat Tertib Bayar Pajak