Jakarta- Belakangan ini banyak startup di dunia yang memutuskan untuk menerapkan untuk melakukan Pemutusan Ikatan Kerja( PHK).
Terdapat bermacam sebab kenapa hal tersebut wajib diambil oleh para industri.
Salah satu alasan, misalnya ada yang kehabisan dana/modal serta tidak terdapatnya kebutuhan dasar.
Tidak hanya itu, ada juga sebab yang berasal dari aspek manajerial, seperti minimnya pengalaman serta visi yang jelas dari pendiri startup serta industri yang kurang berfokus dalam menjalankan bisnis.
Menjawab perihal tersebut, Alamanda Shantika yang merupakan Presiden Direktur Binar Academy turut angkat bicara.
Ia yang sempat bekerja sebagai Vice President Product Gojek itu berkata memang butuh banyak waktu ekosistem melaksanakan kalibrasi.
” Banyak yang bertanya kepada saya mengenai ledakan baru – baru ini, maka yang dapat saya katakan cumalah#iToldYouSo,” kata Alamanda dalam halaman LinkedIn, belum lama ini.
Karena itulah dirinya berani membangun Binar Academy yang tujuannya adalah memesatkan ketersediaan talenta. Industri itu dibuat guna menyeimbangkan penawaran serta permintaan.
Baca juga : CEO Startup Carousel Tetap Optimis, Meski Kena Badai PHK Ratusan Karyawannya
Bagi Alamanda, dikala itu tidak banyak pihak yang ingin melaksanakan model yang sama.” Dan buat tujuan ini dengan seluruh suka serta duka yang dilalui, maka saya, Dita Aisyah, Ignasius Setolareno berani melakukan bootstrap untuk Binar sepanjang 4 tahun,” jelasnya.
Alamanda menceritakan proses tersebut menguji mentalitas para wirausaha.” Apakah kita betul- betul siap? Kami menghitung tiap uang serta membenarkan seluruh sumber energi sudah dioptimalkan,” kata dia.
Dengan melaksanakan bootstrap, ini bertujuan membangun fondasi yang kokoh serta sehat. Termasuk juga dengan berpikir meningkatkan unit yang sehat.
Sebelumnya pada 2016 lalu, Ala sempat menceritakan ekosistem startup kala itu tidak sehat. Mengutip Detik. com, khususnya terikat pembajakan karyawan (merekrut karyawan bertalenta dengan imbalan gaji lebih besar dari pekerjaan sebelumnya), serta timbulnya startup baru dan berani menawarkan besaran gaji yang besar.
Dikala itu, Alamanda berkata ketakutan adanya startup bubble semacam yang pernah terjadi pada dotcom beberapa tahun kemudian. Peristiwa itu akhirnya membuat industri tidak bisa membayar gaji karyawannya.
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Perancang Aplikasi Gojek Ungkap Sebab Startup PHK Massal" oleh By Wisnu Ardianto pada 2022-12-09 15:34:00. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2022/12/09/perancang-aplikasi-gojek-ungkap-sebab-startup-phk-massal/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?