Kerja Rodi dan Romusha adalah dua bentuk kerja paksa yang dilakukan oleh penduduk Indonesia pada masa pendudukan Jepang selama Perang Dunia II.
Kedua bentuk kerja ini berbeda, namun keduanya melibatkan pemanfaatan tenaga kerja penduduk Indonesia secara paksa oleh Jepang.
Kerja Rodi adalah pekerjaan paksa yang dilakukan oleh penduduk Indonesia, baik pria maupun wanita, untuk membangun infrastruktur Jepang, seperti jalan raya, bandara, dan pelabuhan.
Para pekerja rodi ini harus bekerja dalam kondisi yang sangat berat, seperti mengangkut batu dan bahan bangunan yang berat, atau menggali parit dengan alat yang sangat sederhana.
Kondisi kerja yang buruk, makanan yang minim, serta pengawasan yang ketat membuat banyak pekerja rodi meninggal dunia karena kelaparan, kelelahan, atau penyakit.
Sementara itu, Romusha adalah bentuk kerja paksa yang dilakukan oleh orang-orang pria, khususnya dari wilayah Jawa, Bali, dan Sulawesi, untuk membantu pasukan Jepang di medan perang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Mereka dipaksa bekerja keras di bawah kondisi yang sangat berat, seperti menggali parit, membangun benteng, membongkar bangunan, dan lain-lain. Kondisi kerja yang sangat buruk, makanan yang minim, serta pengawasan yang ketat juga membuat banyak Romusha meninggal dunia.
Baca juga : Sekilas Kantor Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij NISM
Kerja Rodi dan Romusha menjadi salah satu pengalaman pahit bagi penduduk Indonesia selama masa pendudukan Jepang. Banyak pekerja rodi dan Romusha yang tidak pernah kembali ke keluarga mereka dan harus merelakan nyawa mereka dalam pekerjaan paksa yang dilakukan oleh Jepang.
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Eksploitasi Kisah Pekerja Tempo Dulu di Jaman Kerja Rodi dan Romusha" oleh By Wisnu Ardianto pada 2023-02-20 21:43:56. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2023/02/20/eksploitasi-kisah-pekerja-tempo-dulu-di-jaman-kerja-rodi-dan-romusha/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?