
Dalam artikel ini, sejumlah pedagang asongan di Jakarta diceritakan tentang pengalaman mereka menjalani profesi yang terkadang dipilih karena keterpaksaan atau kegemaran.
Mohamad Maksun, misalnya, memiliki ‘toko bergerak’ yang berupa sepeda yang membawa segala macam termasuk kopi bubuk instan dan sari buah siap seduh. Dalam satu hari, ia bisa menghasilkan antara Rp30.000-Rp50.000.
Sementara itu, Totok menjual sayur dan buah di gerobak dan bisa menghasilkan sekitar Rp1,2 juta per hari setelah membeli barang di pasar pagi.
Menurut peneliti dan pengajar di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, ada dua kelompok pedagang asongan.
Kelompok pertama adalah orang yang memulai usaha dari kaki lima karena kegemarannya. Kelompok kedua adalah mereka yang memilih profesi ini karena tidak ada pilihan lain.
Dalam hal ini, mereka cenderung memiliki rencana bisnis yang asal dan akan meninggalkan usahanya bila ada pilihan lain.
Teguh Dartanto juga menyatakan bahwa para pedagang sering meniru keberhasilan orang lain dalam usaha mereka dan lebih mudah terwujud apabila ada paguyuban sebagai wadah untuk bertukar gagasan dan juga ajang kerja sama.
Meskipun begitu, belum ada data yang menunjukkan berapa persen pedagang asongan yang memilih profesi ini karena keterpaksaan atau kegemaran. Namun, Teguh memperkirakan bahwa jumlah pedagang yang terjun ke usaha kaki lima karena keterpaksaan lebih besar.
Menurut Teguh Dartanto, keberadaan pedagang asongan tetap relevan di tengah era digitalisasi dan perkembangan teknologi. Ada beberapa alasan mengapa profesi ini masih diminati oleh sebagian orang.
Pertama, modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini relatif kecil sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat yang tidak memiliki modal besar. Kedua, pedagang asongan memiliki fleksibilitas dalam menentukan tempat dan waktu berjualan sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Namun, Teguh juga mengakui bahwa profesi pedagang asongan memiliki risiko yang cukup besar, terutama karena ketidakpastian pendapatan dan ketidakstabilan usaha. Selain itu, peluang untuk berkembang ke skala usaha yang lebih besar juga terbatas.
Untuk itu, Teguh menyarankan adanya dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan keterampilan dan strategi bisnis bagi para pedagang asongan. Hal ini diharapkan dapat membantu para pedagang asongan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas usahanya sehingga dapat berkembang ke skala yang lebih besar.
Dalam konteks yang lebih luas, Teguh menyoroti pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam menghadapi tantangan pembangunan di era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat. Pedagang asongan merupakan salah satu bentuk dari pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dapat ditingkatkan kualitasnya melalui dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak.
Artikel initelah ditulis ulang dari artikel sumber dengan judul Pedagang asongan, antara kewirausahaan dan keterpaksaan – BBC News Indonesia
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Pengusaha Asongan: Memulai Bisnis di Tengah Keterbatasan Ekonomi" oleh By Wisnu Ardianto pada 2023-03-01 09:28:43. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2023/03/01/pengusaha-asongan-memulai-bisnis-di-tengah-keterbatasan-ekonomi/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?