Pasar Beringharjo di Yogyakarta merupakan tempat belanja yang terkenal di kalangan wisatawan maupun warga lokal. Di sana, terdapat berbagai macam jenis barang yang dijual, mulai dari pakaian, aksesoris, makanan hingga kerajinan tangan. Namun, di balik gemerlapnya Pasar Beringharjo, terdapat kisah pahit para buruh gendong yang setiap hari mengambil peran penting dalam mengangkut barang-barang tersebut.
Para buruh gendong di Pasar Beringharjo bekerja dengan membawa barang belanjaan para pembeli dari dalam pasar ke kendaraan mereka. Mereka biasanya dibayar sekitar Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per bawaan, tergantung jarak dan berat barang yang mereka angkut. Pendapatan yang tidak menentu serta risiko pekerjaan yang tinggi membuat pekerjaan ini tidak diidamkan oleh banyak orang.
Salah satu buruh gendong yang bernama Siti mengatakan bahwa ia harus bekerja dari pagi hingga malam hari agar bisa membawa pulang uang yang cukup untuk memberi makan keluarganya. “Kadang-kadang saya hanya bisa membawa pulang Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per hari, tergantung banyaknya pembeli. Kalau sedang sepi, saya bisa pulang dengan tangan hampa,” ujarnya.
Selain penghasilan yang tidak menentu, para buruh gendong juga harus menghadapi risiko pekerjaan yang tinggi. Mereka harus mengangkut barang-barang yang berat hingga puluhan kilogram tanpa alat bantu yang memadai, seperti keranjang atau troli. Kondisi ini membuat mereka rentan terkena cedera pada tulang belakang, bahu, dan bagian tubuh lainnya.
Meskipun demikian, para buruh gendong ini tetap bertahan dengan pekerjaannya karena mereka tidak memiliki alternatif lain untuk mencari nafkah. Mereka berharap agar pemerintah atau pihak yang berwenang dapat memberikan bantuan atau solusi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Kisah Pahit Buruh Gendong di Pasar Beringharjo: Pendapatan yang Tak Menentu dan Risiko Pekerjaan yang Tinggi" oleh By Wisnu Ardianto pada 2023-03-15 13:43:09. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2023/03/15/kisah-pahit-buruh-gendong-di-pasar-beringharjo-pendapatan-yang-tak-menentu-dan-risiko-pekerjaan-yang-tinggi/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?