Naker News – Bangladesh dan Indonesia, dua negara Asia yang memiliki populasi besar, juga memiliki diaspora yang tersebar di seluruh dunia. Meski berada di kawasan yang sama, jumlah warga negara yang tinggal di luar negeri serta kontribusi mereka dalam bentuk remitansi menunjukkan perbedaan yang mencolok. Mari kita telusuri bagaimana diaspora dari kedua negara ini berkontribusi pada perekonomian masing-masing.
Mengenal Diaspora
Diaspora adalah istilah yang merujuk pada penyebaran atau perpindahan kelompok besar populasi dari negara asal mereka ke berbagai belahan dunia. Orang-orang yang menjadi bagian dari diaspora biasanya memiliki ikatan emosional, budaya, atau etnis yang kuat dengan tanah air mereka meskipun mereka tinggal di luar negeri. Diaspora dapat terbentuk karena berbagai alasan, termasuk:
- Ekonomi: Banyak orang pindah ke negara lain untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan peluang ekonomi yang lebih besar.
- Politik: Konflik, perang, dan ketidakstabilan politik dapat memaksa orang untuk meninggalkan negara asal mereka untuk mencari keamanan di tempat lain.
- Pendidikan: Banyak individu yang pindah ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik atau mengikuti program akademik tertentu.
Populasi Diaspora Bangladesh dan Indonesia di Berbagai Negara
Populasi diaspora Bangladesh lebih besar dibandingkan dengan Indonesia di sebagian besar negara tujuan, kecuali di Australia. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 593.000 warga Bangladesh dibandingkan dengan 123.000 warga Indonesia. Perbedaan ini juga terlihat di Inggris, di mana terdapat 451.000 warga Bangladesh dibandingkan dengan 50.000 warga Indonesia. Populasi diaspora Bangladesh di Timur Tengah mencapai 3,5 juta, dengan 2,5 juta di Arab Saudi. Sementara itu, Indonesia memiliki 2,5 juta diaspora di Timur Tengah, dengan 1,5 juta di Arab Saudi.
Di Eropa, komunitas Bangladesh juga lebih besar. Di Jerman, ada sekitar 113.000 warga Bangladesh, sedangkan warga Indonesia hanya sekitar 15.000. Di Prancis, jumlahnya hampir sama, masing-masing sekitar 30.000. Namun, di Australia, warga Indonesia lebih banyak dengan 73.000 orang dibandingkan dengan 44.000 warga Bangladesh.
Remitansi dari Diaspora
Bangladesh menerima remitansi yang jauh lebih besar dibandingkan Indonesia. Pada tahun 2020, total remitansi yang diterima Bangladesh mencapai $18,3 miliar, sementara Indonesia hanya menerima $11,4 miliar. Kontribusi terbesar untuk Bangladesh datang dari Arab Saudi ($3,6 miliar) dan UEA ($2,3 miliar). Amerika Serikat juga menyumbang $1,4 miliar dan Inggris $1,2 miliar.
Sebaliknya, Indonesia menerima remitansi terbesar dari Malaysia ($1,4 miliar) dan Arab Saudi ($1,8 miliar). Amerika Serikat menyumbang $434 juta dan Singapura $844 juta. Perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa warga Bangladesh di luar negeri lebih banyak mengirim uang ke tanah air mereka dibandingkan warga Indonesia.
Fakta Menarik
Fakta #1: Pengiriman Uang dari Timur Tengah
Mayoritas remitansi yang diterima Bangladesh berasal dari Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, di mana terdapat 2,5 juta warga Bangladesh. Hal ini berbanding lurus dengan besarnya populasi diaspora Bangladesh di wilayah tersebut. Indonesia juga menerima jumlah signifikan dari Timur Tengah, tetapi tidak sebesar Bangladesh.
Fakta #2: Kontribusi dari Negara Barat
Meski populasi diaspora Bangladesh lebih besar di negara-negara Barat, kontribusi finansial mereka juga lebih signifikan. Contohnya, remitansi dari AS dan Inggris untuk Bangladesh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, menunjukkan bahwa warga Bangladesh di luar negeri lebih terlibat dalam mendukung perekonomian keluarga di tanah air.
Sejarah Diaspora
Sejarah diaspora Bangladesh dimulai sejak negara ini merdeka pada tahun 1971. Banyak warga Bangladesh yang meninggalkan negaranya karena alasan ekonomi dan politik, mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Gelombang besar migrasi terjadi pada tahun 1980-an dan 1990-an, dengan banyak warga Bangladesh yang pindah ke Timur Tengah dan negara-negara Barat.
Diaspora Indonesia mulai berkembang pesat sejak era reformasi pada akhir 1990-an. Banyak warga Indonesia yang bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri, terutama di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah. Seiring waktu, populasi diaspora Indonesia juga meningkat di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Australia.
Perbandingan dengan Negara Lain
Diaspora Filipina
Diaspora Filipina juga merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan jutaan warga Filipina yang bekerja di luar negeri. Remitansi dari diaspora Filipina mencapai $33 miliar pada tahun 2020, jauh lebih besar dibandingkan Bangladesh dan Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi diaspora terhadap perekonomian negara asal mereka.
Diaspora India
India memiliki diaspora terbesar di dunia, dengan lebih dari 18 juta orang yang tinggal di luar negeri. Remitansi dari diaspora India mencapai $83 miliar pada tahun 2020, yang merupakan yang tertinggi di dunia. Populasi besar diaspora India di negara-negara Barat dan Timur Tengah menunjukkan pentingnya peran mereka dalam mendukung perekonomian India.
Dampak Positif dan Negatif
Remitansi yang dikirim oleh diaspora memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian negara asal. Uang yang dikirim dapat membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan standar hidup, dan mendukung pembangunan infrastruktur di daerah asal. Bagi Bangladesh dan Indonesia, remitansi merupakan sumber pendapatan penting yang membantu stabilitas ekonomi.
Namun, terdapat juga dampak negatif dari diaspora. Banyak warga negara yang terpaksa meninggalkan keluarga mereka untuk bekerja di luar negeri, yang dapat menyebabkan masalah sosial dan emosional. Selain itu, ketergantungan pada remitansi juga dapat membuat perekonomian negara asal menjadi rentan terhadap fluktuasi ekonomi global.
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Populasi Diaspora Bangladesh dan Indonesia di Berbagai Negara" oleh By Wisnu Ardianto pada 2024-08-06 14:31:37. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2024/08/06/populasi-diaspora-bangladesh-dan-indonesia-di-berbagai-negara/
#Artikel Terbaru
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Sah! Tahun Depan UMP Naik 6,5%, Sanksi Pelanggaran Mulai Berlaku
- Apple Diberi Tenggat Seminggu Jawab Permintaan Investasi Rp 16 Triliun
- Setelah Pasar HP Nokia Redup, Kemana Langkah Selanjutnya?
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
#Featured posts
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?
- Pj Walikota Palembang Ajak Masyarakat Tertib Bayar Pajak