
Naker News – Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam ketenagakerjaan. Tahun 2024 banjit PHK, atau Pemutusan Hubungan Kerja meningkat signifikan.
Tak hanya memengaruhi pekerja, fenomena ini juga berdampak pada ekonomi. Apa penyebab utamanya?
Penyebab Utama Lonjakan PHK
Ekonomi yang Makin Tidak Efisien
Salah satu faktor penyebab utama adalah inefisiensi ekonomi. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Indonesia sekarang butuh investasi lebih besar dibandingkan 10 tahun lalu.
Banyak modal masuk, tetapi dampaknya pada lapangan kerja minim. Akibatnya, lebih banyak pekerja terpaksa beralih ke sektor informal.
Produktivitas Investasi Rendah

Sejak 2014, nilai investasi di Indonesia terus meningkat. Namun, penciptaan lapangan kerja tidak sebanding.
Pada 2014, investasi Rp 1 triliun bisa menyerap 3.090 tenaga kerja. Tapi, pada 2024, angka itu turun drastis, hanya menyerap 1.490 tenaga kerja. Hal ini memperburuk kondisi pasar kerja.
Kebijakan Hilirisasi Mineral
Kebijakan hilirisasi mineral, yang digagas untuk meningkatkan nilai tambah industri, justru membawa dampak negatif bagi lapangan kerja lokal.
Kebijakan ini mengurangi penerimaan pajak, memperlonggar aturan bagi tenaga kerja asing, dan memberi tekanan pada lingkungan.
Alhasil, banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dan berujung pada PHK.
Dampak Ekonomi Global
Kondisi ekonomi global juga memengaruhi industri di Indonesia. Permintaan ekspor turun, terutama di sektor manufaktur.
Hal ini memaksa banyak perusahaan melakukan PHK untuk menyesuaikan diri dengan permintaan yang menurun.
Dampak Meningkatnya PHK pada Pekerja dan Ekonomi

Lonjakan PHK membawa dampak serius bagi pekerja dan ekonomi. Lebih dari separuh PHK terjadi di sektor manufaktur, sekitar 52,16 persen dari total PHK di tahun ini.
Tak hanya itu, peningkatan pekerja informal menandakan makin banyaknya pekerja yang kehilangan akses ke jaminan sosial dan pendapatan tetap.
PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), perusahaan BUMN, melakukan program pensiun dini terhadap 1.008 karyawannya selama semester I/2024 sebagai langkah efisiensi.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi, menjelaskan bahwa laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Telkom mengalami sedikit penurunan akibat inisiatif ini.
Program pensiun dini ini diharapkan membuat perusahaan lebih ramping dan meningkatkan kualitas talenta digital, yang berdampak pada efisiensi.
Pertumbuhan Ekonomi Tertahan
Meski investasi besar terus masuk, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi masih rendah. Ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 5 persen, angka yang relatif stagnan dalam sepuluh tahun terakhir.
Hal ini mengindikasikan bahwa tambahan investasi dan utang besar belum berhasil memicu pertumbuhan signifikan.
PHK Meningkatkan Defisit dan Utang Negara
Kebijakan populis dari pemerintahan baru, seperti perluasan kabinet dan program populis, berpotensi memperburuk kondisi ekonomi.
Jika tak dikelola dengan baik, inefisiensi ini bisa membuat defisit dan utang negara semakin membesar. Kondisi ini memperlihatkan tantangan besar yang harus dihadapi pemerintah dalam beberapa tahun ke depan.
Sumber: Tempo
Artikel ini telah dipublikasikan di Naker.news dengan judul "Tahun 2024 Banjir PHK, Apa Penyebabnya?" oleh By Wisnu Ardianto pada 2024-10-25 17:33:04. Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi: https://naker.news/2024/10/25/tahun-2024-banjir-phk-apa-penyebabnya/
#Artikel Terbaru
- Tragedi Kebakaran di Los Angeles: 16 Orang Tewas, 97 WNI Terdampak
- Badan Gizi Nasional Buka Lowongan Kerja untuk Sarjana, Peluang Jadi ASN, Simak Syaratnya!
- Dampak PPN 12 Persen, Langganan Netflix dan Spotify Jadi Makin Mahal, Benarkah?
- Cek Fakta! Benarkah QRIS Kena PPN 12 Persen Mulai 2025?
- Libur Natal dan Tahun Baru: Bagaimana Nasib Pekerja Ojek Online?
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Sepakat UMP Naik 6,5 Persen, Buruh di Sumsel Tunggu Upah Sektoral
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
#Featured posts
- Beasiswa TaiwanICDF 2025: Peluang Emas Kuliah S2-S3 Gratis!
- Resmi Dikukuhkan, PSPI Siap Perkuat Ekosistem Sertifikasi dan Dorong Kualitas SDM Indonesia
- Besok Pengumuman UMP Sumsel 2025 Naik 6,5 Persen
- Transformasi Dunia Kerja: Perubahan Besar Akibat Digitalisasi, Otomatisasi, dan Kecerdasan Buatan
- Langkah Mudah Memulai Sertifikasi Profesi untuk Pengembangan Karir
- Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Digital: Tingkatkan Peluang Karir
- Mengembangkan Kompetensi di Era Digital: Peran Sertifikasi untuk Industri dan Tenaga Kerja
- Pemberantasan Mafia Tanah, ATR/BPN Palembang Gandeng Masyarakat
- Apple Bangun Pabrik di Indonesia, Loker Melimpah untuk Warga Lokal!
- Vokasi vs Sarjana: Mana yang Lebih Cocok untuk Karier Anda?